fb

Jan 16, 2011

Cinta dan Seks

Cinta dan Seks Tanda Tanya Terbesar Remaja
Pengetahuan soal seks yang dipelajari remaja seringkali salah. dan tersasar dari landasan syariat Tidak jarang, pengetahuan seks itu hanyalah sebatas informasi, bukan pendidikan. Itu terjadi kerana mereka tidak mendapatkan pendidikan seks di sekolah atau lembaga formal lainnya. Akibatnya, keingintahuan soal seks didapatkannya dari berbagai media. Berdasarkan survey pada tahun 2004 saja, hampir 60 persen remaja anak, sudah melihat media-media porno, baik dari internet, VCD, atau buku-buku porno lainnya.
Untuk itu salah satunya adalah orang tua hendaknya memberikan pendidikan soal seks kepada anak-anaknya sejak dini.Orang tua harus menjawab jujur ketika anaknya bertanya soal seks. Jawaban-jawaban yang diberikan hendaknya mudah dimengerti dan sesuai dengan usia si anak. Karena itulah, orang tua dituntut membekali dirinya dengan pengetahuan-pengetahuan tentang seks. Terlebih lagi, di masa pubertas yaitu masa peralihan dari masa anak-anak menjadi remaja. Pada saat itu pula, remaja mulai tertarik kepada lawan jenisnya.


Masa remaja merupakan masa yang penuh gelodak serta penuh rasa ingin tahu dan keghairahan akan hal-hal baru sebagai bekal untuk mengisi kehidupan mereka kelak. Sayangnya, banyak di antara mereka tidak  sedar beberapa pengalaman yang nampaknya menyenangkan hanya dapat menjerumuskan. Rasa ingin tahu para remaja kadang-kadang kurang disertai pertimbangan rasional akan akibat lanjut dari suatu perbuatan. Itu pun terjadi akibat kurangnya pengawasan orang tua dan kurang berpengetahuan tentang pendidikan seks dari sekolah atau lembaga formal lainnya. Sementara itu, berbagai informasi seks dari media massa yang tidak sesuai dengan norma-norma yang dianut menyebabkan keputusan-keputusan yang diambil remaja mengenai masalah cinta dan seks begitu kompleks. Akibatnya, menimbulkan gesekan-gesekan dengan orang tua dan lingkungan keluarganya.
Kerana itulah, cinta dan seks merupakan tanda Tanya terbesar remaja. Kenikmatan cinta dan seks yang diinformasikan berbagai media mengakibatkan fantasi-fantasi seks berkembang cepat. Jika tidak dibekali dengan nilai moral dan agama, bukan tidak mungkin fantasi-fantasi seks itu disalurkan dan dibuktikan melalui perilaku seks bebas atau hubungan seks pra nikah saat berpacaran. Di sinilah titik rawannya. Dorongan seksual remaja sudah dimulai sejak remaja pubertas. Sementara saat itu, mereka masih bersekolah kemudian kuliah sehingga belum memungkinkan untuk menikah. Akibatnya mereka menyalurkan dorongan seksual yang tinggi dengan melakukan masturbasi/onani atau hubungan seks pra nikah.


Kehamilan remaja, pengguguran kandungan, terputusnya sekolah, perkawinan di usia muda, perceraian, penyakit kelamin, penyalahgunaan narkoba merupakan akibat buruk petualangan seksual dan kurangnya pemahaman terhadap cinta dan seks saat remaja. Akibatnya, masa depan remaja yang penuh harapan hancur berantakan karena masalah cinta dan seks. Untuk itulah, pendidikan seks bagi remaja SMP dan SMA sebaiknya diberikan agar mereka sadar bagaimana menjaga organ reproduksinya tetap sehat.
Terlebih lagi hal yang mustahil melarang remaja berinteraksi dengan lawan jenisnya. Proses interaksi yang lebih lanjut biasanya diwujudkan dengan berpasangan. Secara umumnya, itu merupakan hal yang wajar dan baik bagi perkembangan aspek kematangan emosional remaja itu sendiri. Namun, harus ada rambu-rambu yang dipasang agar tidak terjadi berpacaran yang berlebihan, apalagi sampai melakukan hubungan seksual. Akibatnya, terjadi kehamilan yang tidak diinginkan sehingga memutuskan mengambil jalan pintas dengan melakukan pengguguran.
Beberapa alasan penyebabnya dilakukan pengguguran kandungan karena tidak ingin memiliki anak sebab khawatir mengganggu sekolah, karier dan tanggung jawab lainnya. Selain itu, karena tidak memiliki cukup uang untuk merawat anak dan sebagian lainnya karena tidak memiliki ayah. Bahkan, alasan lain yang sering dilontarkan karena mereka masih terlalu muda atau menjadi aib keluarga.
Karena itu agar para remaja berhati-hati dalam berpasangan, terutama remaja wanita. “Ingat, sekali wanita kehilangan kegadisannya, seumur hidup ia mungkin akan menderita. Karena masyarakat timur kita masih tetap mengagungkan kesucian,”.
Untuk itu, niatkan bahwa tujuan berpasangan adalah untuk saling mengenal lebih dekat. Hal itu harus ditunjang pula dengan rasa keimanan. Apalagi, iman merupakan asas paling penting dalam setiap urusan kehidupan. Apabila kita telah yakin dengan pasangan. Maka teruskan langkah yang seterusnya dengan ikatan pertunangan dan akhirnya pernikahan.

No comments:

Post a Comment